Dalam mencari pasangan hidup, sudah lumrah lelaki selalu mencari wanita yang cantik. Hal ini wajar, bahkan Islam sebagai agama yang mengetahui apa yang diinginkan (hajat) umatnya menyuruh melalui lisan Rasulullah SAW. untuk mencari wanita yang cantik. Sebagaimana beliau mengatakan:” Nikahilah perempuan itu karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama jika tidak engkau akan merugi”. Ini bukan sekedar ucapan saja, namun telah dibuktikan ketika al-Mughirah bin Syu’bah ingin meminang seorang wanita, ia menceritakan hasrat hatinya kepada Rasulullâh Saw. kemudian beliau menyuruhnya untuk melihat wanita tersebut terlebih dahulu supaya terciptanya ketenteraman.
Dalam mencari pasangan hidup, sudah lumrah lelaki selalu mencari wanita yang cantik. Hal ini wajar, bahkan Islam sebagai agama yang mengetahui apa yang diinginkan (hajat) umatnya menyuruh melalui lisan Rasulullah SAW. untuk mencari wanita yang cantik. Sebagaimana beliau mengatakan:” Nikahilah perempuan itu karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama jika tidak engkau akan merugi”. Ini bukan sekedar ucapan saja, namun telah dibuktikan ketika al-Mughirah bin Syu’bah ingin meminang seorang wanita, ia menceritakan hasrat hatinya kepada Rasulullâh Saw. kemudian beliau menyuruhnya untuk melihat wanita tersebut terlebih dahulu supaya terciptanya ketenteraman.
Tepat sekali apa yang dikatakan seorang sasterawan, bahawa cantik itu wanita dan wanita itu cantik. Ertinya, memang sudah menjadi fitrah wanita untuk selalu tampil menarik dan indah. Dalam menumbuhkan kecantikan terkadang para wanita selalu menggunakan pelbagai macam cara, ada yang dengan mengoperasi bahagian dari tubuhnya supaya kelihatan semakin cantik, ada mengikuti latihan aerobik biar selalu kelihatan langsing dan indah, ada yang dengan melakukan kegiatan rutin ke salon, dan memperbanyak perhiasan untuk dipakai di tubuhnya dan bentuk-bentuk lainnya.
Islam sebagai agama yang tidak suka berfoya-foya, dan selalu menjaga martabat wanita mempunyai ciri khas tersendiri bagaimana supaya pasangan hidupnya semakin cinta. Kerana kecantikan yang alami dan bersifat bathin akan selalu terpancar sinarnya sekalipun tidak dihiasi dengan alat kosmetik. Berbeza dengan kecantikan lahir hanya akan bertahan sementara dan berakhir dengan mengecewakan.
Bagaimana kecantikan batin itu? Kecantikan batin tidak membuat wanita harus mengeluarkan wang banyak, tidak memerlukan aksesori duniawi dan tidak mengharuskan wanita untuk keluar rumah. Hal itu, hanyalah kecantikan yang ditujukan untuk membuat suami selesa dirumah dan selalu bahagia ketika memandang dirinya. Kecantikan batin hanya bersifat ke dalam dengan tujuan mengamalkan sunnah Rasulullâh Saw. Sebagaimana beliau mengatakan: sebaik-baik wanita jika kamu memandangnya dapat membuat senang, jika kamu menyuruhnya selalu taat, jika kamu memberinya (wang) akan diguna olehnya untuk kebaikanmu, jika kamu pergi akan menjaga dirinya dan hartamu” (HR. An-Nasâî).
Kecantikan batin hanyalah berupa perbuatan-pebuatan kecil yang mampu membuat suami bertambah sayang dan Allah pun redha kepadanya. Seperti yang dilakukan istri Ishaq, yang selalu membuatnya senang dan bahagia ketika berada dirumah. Setiap malam Ishaq selalu dibangunkan solat malam, kalau sarapan selalu ditemani, tidak mengizinkan pembantu untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan suaminya dan terlebih istimewa lagi ketika pulang kerja selalu disambut dengan senyum tulusnya, yang mampu membuat Ishaq merasa tidak pernah lelah mencari nafkah hidup.
Kecantikan batin akan terwujud jika seorang wanita mampu memiliki tiga kecantikan utama:
Kecantikan Jiwa (jamâl al-Rûh)
Seorang wania yang memiliki kecantikan jiwa akan selalu melakukan sesuatu dengan niat karena Allah Swt., cintanya kepada suami hanyalah sebagai jalan untuk menggapai cinta Ilahi. Dia siap menerima kekurangan yang ada pada suaminya, tidak pernah menuntut hal yang lebih dan selalu menggembirakan suaminya sekalipun sedang mengalami kesusahan. Wanita seperti ini tidak pernah “haus” pada dunia, selalu tawakkal kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang lebih baik dari yang di harapakannya di dunia ini serta berpegang pada janjiNya dalam surat Adh-dhuha :4 : ” Dan sesungguhnya Akhirat itu lebih baik bagimu dari permulaan”.
Sifat inilah yang melekat pada Ummul mukminin, Hajar, Khadijah, Aisyah, Asma’ binti Abu Bakar dan wanita-wanita muslimah lainnya yang benar-benar mencari cinta Ilahi. Kecantikan jiwa akan menimbulkan pancaran cahaya alami di wajah yang mampu membuat suami bahagia tanpa perlu diolesi dengan kosmetik mahal.
Kecantikan Diri (jamâl al-Nafs)
Pada masa sahabat, ada seorang lelaki menceritakan kecantikan isterinya ketika sedang berkumpul dengan para sahabat. Dia menceritakan hal itu, kerana beberapa hari tidak pernah berkumpul dengan para sahabatnya, sehingga ketika bertemu mereka bertanya perihal dirinya. Dia menceritakan sifat isterinya: “ketika aku bersamanya terasa diri ini bagaikan tidak pernah mengalami kesusahan, perbuatannya selalu membuatku semakin jatuh cinta kepadanya, setiap hari aku lihat akhlaknya bertambah baik, tidak pernah menimbulkan kegelisahan, ketika pulang dari bekerja terasa hilang lelahku kerana senyuman dan sambutannya yang begitu hangat, sekalipun kukatakan bahawa hari ini tidak mendapat hasil lebih baik dari kelmarin, namun dia tetap tersenyum dan terus memberiku semangat. Keindahan yang diberikannya tanpa hiasan alal-alat kecantikan. Dia cantik dari dalam”. Kecantikan diri merupakan perkara kedua yang mampu membuat suami menjadi selesa dirumah dan tidak pernah merasa gelisah. . Kecantikan hanya ditujukan untuk suami saja, tidak untuk yang lain.
Kecantikan Akal (jamâl al-’Aql)
Apa hubungan kecantikan akal dengan “kecantikan dari dalam”? Untuk menjawab ini kita harus mengingat apa tujuan menciptakan kecantikan itu sendiri, tidak lain dan tidak bukan untuk menjadi isteri yang solehah. Target ini akan tercapai jika seorang itu rajin membaca dan mencari maklumat, yang kedua-duanya merupakan “hidangan” akal. Jika seorang wanita rajin membaca buku-buku tentang bagaimana membina rumah tangga yang baik, menjadi isteri yang tidak pernah membuat hati suami kecewa dan selalu memberikan penyelesaian ketika ia ada masalah, maka sangat lengkaplah gelar yang akan disandangnya, iaitu “dia cantik dari dalam”. Kerana, isteri/wanita yang solehah tidak akan pernah menunjukkan kecantikannya kecuali untuk suaminya saja. Jika tenteram hati suami dengan keadaan dan sikapnya insya Allah redhaNya pun tidak akan pernah lepas dari dirinya.
Seorang isteri/wanita yang kecantikannya hanya ditujukan untuk suami saja, maka syurga pun tidak jauh dari dirinya hanya tinggal meningkatkan amal ibadah yang lain. Kerana, kedudukan suami hampir sama dengan kedudukan kedua orang tua ketika akad nikah telah dinyatakan sah. Maka, buat para muslimah/wanita yang ingin membentuk dirinya menjadi isteri yang “indah dari dalam”, maka langkah yang harus diambil dari sekarang hanyalah banyak membaca dan mencari informasi serta bertekad akan menciptakan kecantikannya hanya untuk suaminya saja.